Penangkapan Terduga Teroris Berstatus PNS di Kabupaten Tangerang, ICMI: Pengkhianatan Abdi Negara Terhadap Negara
TANGERANG,BN- Densus 88 Anti Teror Polri kembali menangkap terduga teroris di Sepatan, Kabupaten Tangerang pada Selasa, (15/3) Pukul 04.52 WIB usai shalat subuh di masjid dekat tempat tinggal terduga teroris. Terduga teroris itu berinisial TO, warga Sepatan Timur Kabupaten Tangerang - Banten. TO diduga berafiliasi dengan Jaringan Teroris Jemaah Islamiyah (JI). Kabar penangkapan itu dibenarkan oleh Kabag Ops Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Aswin Siregar.
"betul," kata Aswin Siregar, menjawab singkat. Lebih lanjut ia mengatakan kabar detailnya akan disampaikan humas Polri.
Diketahui, TO bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang. TO sehari-hari bertugas sebagai staf analis mesin pertanian.
"ya, staf analisa alat mesin pertanian. Staf biasa, bukan pejabat struktural," Kata Azis Gunawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang kepada wartawan, Selasa, (15/3).
Dijelaskan Azis bahwa TO ini sudah bekerja selama 10 tahun lamanya dimulai dari sejak CPNS. "dia sudah dari pas CPNS di Dinas Pertanian, sekitaran sepuluh tahun atau lebh lah. memang dia lulusan pertanian dari UNILA," paparnya.
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Kabupaten Tangerang, Sis Maksis Sakhabi menyayangkan adanya oknum PNS yang terungkap sebagai terduga teroris. Menurut Sis Maksis, seorang PNS sejatinya menyerahkan jiwa raganya untuk negara karena sumpahnya sebagai abdi negara pada saat diangkat oleh negara.
"ini bentuk pengkhianatan abdi negara terhadap negara. Dia diangkat negara untuk mengabdi kepada negara," Kata Maksis saat dihubungi melalui pesan singkat.
Kemudian Sis Maksis meminta kepada pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk ikut menelusuri rekam jejak para aparatur sipil negara di lingkup Kabupaten Tangerang karena menurutnya pendeteksian dini adalah langkah konkret yang dilakukan Pemkab Tangerang sebelum terjadinya penangkapan.
"ini harus dilakukan tracing jika itu (masih) ada (teroris), deteksi dini lebih baik daripada kejadian tanpa diketahui sebelumnya," Terang Sis Maksis.
Sebelumnya, pada Rabu, (9/3) Tim Densus 88 Anti Teror Polri telah menembak mati teroris SN di Sukoharjo, Jawa Tengah. SN yang berprofesi sebagai dokter itu ditembak mati petugas lantaran melawan petugas saat terjadi penangkapan.
(srs/90)
Komentar
Posting Komentar